Rabu, 29 Januari 2014

Latihan pernafasan agar memperoleh kesehatan

Setelah melakukan rileksasi kilat, untuk memperoleh kesehatan holistik Anda masih perlu untuk berlatih bernafas dengan cara yang benar. Latihan ini merupakan versi lengkap dari latihan nafas perut yang pernah ditulis.

1. Pernafasan perut.
Seperti bayi, begitu menarik nafas perut mengembang keluar dan saat membuang nafas perut mengempis kembali masuk ke dalam. Bila merasa kesulitan dengan awalan menarik nafas, bisa dilakukan dengan cara sebaliknya yaitu membuang nafas sampai habis sambil menekan perut ke dalam dengan tangan secara lembut. Setelah nafas habis tangan dilepaskan, dengan otomatis nafas akan masuk kembali dan dibantu dengan tambahan menarik nafas pelan dan panjang perut akan mengembang – menonjol ke depan.

2. Pernafasan dada.
Sewaktu menarik nafas dada melebar dan mengembang ke depan dan samping dan mengempis kembali sewaktu membuang nafas. Usahakan menarik nafas sampai benar-benar maksimal agar seluruh otot-otot sela iga meregang maksimal sehingga paru juga akan mengembang secara maksimal.

3. Pernafasan bahu.
Bahu naik ke atas saat menarik nafas dan kembali turun ke bawah waktu menghembuskan nafas. Lakukan secara sinkron, jangan sampai terbalik - saat menarik nafas bahu turun dan bahu naik waktu membuang nafas.

4. Pernafasan sempurna.
Merupakan kombinasi dari ke tiga cara di atas. Tarik nafas perut mengembang ke depan, dada melebar dan mengembang ke depan dan bahu naik ke atas. Buang nafas, perut mengempis kembali, dada mengempis dan bahu turun.

Pada minggu-minggu di awal latihan, bila Anda melakukan semua latihan secara benar dan sungguh –sungguh akan timbul rasa nyeri dan pegal di daerah sela iga, bahu, perut bahkan di daerah leher. Tidak perlu takut, berarti latihanAnda sudah benar. Dengan teregangnya secara maksimal otot-otot pernafasan yang jarang, bahkan tidak pernah dipakai memang akan terasa demikian. Dengan secara rutin melakukannya rasa nyeri ini akan hilang dengan sendirinya, atau bila ingin mempercepatnya lakukan terapi sentuhan dengan menyayangi bagian-bagian yang sakit.

Untuk satu tahapan masing-masing pernafasan diulangi sembilan kali, satu tarikan dan pembuangan nafas dihitung satu kali. Pernafasan ini semuanya dilakukan melalui hidung dan dilakukan dengan mata tertutup sehingga manfaatnya lebih terasa. Pernafasan sempurna – pernafasan yang benar ini akan sangat terasa lebih bermanfaatn apabila Anda melakukannya secara rutin 2 sessi tiap hari pagi dan sore selama 15 – 20 menit.

Dengan bernafas seperti ini, selain memijat semua organ yang berada di rongga perut secara lembut sehingga peredaran darah serta gerakannya menjadi optimal juga akan menyebarkan energi segar ke setiap bagian tubuh . Selain itu juga dapat menghindari berbagai macam penyakit, serta memperkuat daya tahan tubuh.

Anda yang ingin menyusutkan perut, biasanya dianjurkan bernafas dengan cara yang salah. Sewaktu menarik nafas justru dianjurkan mengempiskan perut ke dalam. Penyusutan perut memang terjadi, namun efek sampingnya sangat membahayakan kesehatan secara keseluruhan. Setelah mencapai usia 40-an tahun, bila anda sudah terbiasa dengan nafas demikian tidak jarang akan mengalami gangguan-gangguan serius pada organ-organ tubuh sekitar perut, khususnya hati, pankreas, ginjal dan lambung. Cara bernafas yang salah ini juga dapat mempercepat proses menopause pada wanita dan menyebabkan berbagai gangguan lainnya seperti haid tidak teratur, sembelit dan lain-lain. (Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri 1 - Meditasi Untuk Manajemen Stres & Neo Zen Reiki)

Kembalilah menjadi bayi dengan berlatih secara tekun pernafasan yang benar – pernafasan sempurna agar selalu sehat, terhindar dari penyakit dan memperoleh kesehatan menyeluruh, kesehatan holistik.dikutip dari berbagai sumber.........

Selasa, 28 Januari 2014

Cara Push Up yang Benar



Cara Push Up yang Benar
Cara Push Up yang Benar . Push Up adalah salah satu cara untuk membesarkan otot-otot lengan, tangan, dan perut. Push Up bisa dilakukan dimana saja, baik di kamar, ruang kecil, lapangan, atau tempat olahraga. Namun jika anda melakukan push up dengan cara yang salah, justru tidak membawa manfaat yang baik, tapi memberikan efek yang buruk buat tubuh anda.

Untuk itu sehatanginsegar.blogspot.com  akan membantu anda dalam melakukan push up yang benar serta apa-apa saja manfaatnya.

Cara Push Up yang Benar








Cara Push Up yang Benar

Pemula: Push Up di dinding



Berdiri di depan diding yang datar, lalu letakkan kedua telapak tangan anda di depan dinding. Lalu bengkokkan lengan anda dengan memajukan badan ke depan dinding. Lakukan dengan sebanyak-banyak mungkin, jika sudah terbiasa dan coba lakukan gerakan puluhan kali. Sekarang coba anda lakukan dengan tekanan pada setiap gerakan, dan cobalah setiap gerakan lakukan push up dengan tangan satu.

Intermediate: Push up Berlutut



Posisikan tubuh anda layaknya Push up yang benar, tapi di cara ini lutut anda sebagai tempat tumpuannya. Letatkan tangan anda di lantai dengan lurus dengan wajah ke depan dan kaki anda di silangkan. Turunkan dada anda dengan perlahan ke dekat lantai lalu kembali ke posisi semula.

Advanced: Push Up Sempurna



Sebaiknya saat melakukan push up tidak perlu menggunakan alas, karena lebih baik lakukan langsung di depan lantai. Letakkan tangan di lantai dengan posisi terbuka selebar bahu anda. Kaki bertumpu pada ujung jari kaki anda, hingga tubuh berposisi lurus sempurna. Dan jangan ada posisi atau bongkong anda menonjol ke atas. Turunkan bahu anda sampai membentuk siku 90 derajat. Kemudian dorong bahu dan lengan hingga lurus kedepan dengan sambil mengambil nafas. Sebaiknya push up dilakukan pada pagi dan sore hari, dan untuk para pemula sebaiknya melakukan push up  dengan bertahab-tahab. Di salin dari berbagai sumber......



Cara melakukan gerakan lempar lembing yang benar

Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport), di mana gerakan-gerakan yang ada dalam atletik seperti: jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga, sehingga tak heran jika pemerintah mengkategorikan cabang olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah lanjutan menengah atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.
Lempar lembing merupakan bagian dari nomor lempar yang terdapat dalam cabang olahraga atletik. Dalam lempar lembing terdapat lari awalan dan kebutuhan akan koordinasi gerak lempar yang lancar, yang dilakukan sambil berlari dalam kecepatan optimal.
Lempar lembing mempunyai kekhususan bila dibandingkan dengan lempar cakram dan tolak peluru, dimana lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, berat badan dan kekuatan maksimum si atlet, tetapi membutuhkan power dan kekuatan khusus lempar di atlet sebagai hasil dari panjangnya lari awalan. Oleh karena itu secara teknis, lembing hanya dapat dilempar dengan baik bila dilakukan dengan irama, timing, serta koordinasi gerakan halus yang dimulai dari kaki, tungkai, torso, dan lengan.
Selanjutnya gerakan dalam lempar lembing dapat dianalisis dan dihubungkan dengan prinsip-prinsip dalam biomekanika.
B.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat ditulis rumusan masalah, yaitu ”Bagaimanakah analisis untuk gerakan lempar lembing jika dihubungkan dengan prinsip-prinsip biomekanika?”
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam lempar lebing terdapat 3 cara untuk memegang lembing (Grip), yaitu:
1.    Pegangan ibu jari dan jari telunjuk.
Dalam posisi ini ibu jari dan jari telunjuk berada di belakang tali balutan lembing, sedangkan jari-jari yang lain berada di dalam ikatan.
2.    Pegangan ibu jari dan jari tengah.
Posisi ibu jari dan jari tengah berada di belakang tali balutan, sedangkan jari telunjuk memanjang badan lembing.
3.    Pegangan ”V”
Dalam pegangan ini lembing dipegang diantara jari telunjuk dan jari tengah. Pegangan ini dapat mencegah terjadina cedera pada saat siku diluruskan berlebihan (Over extended).
Lembing yang digunakan terbuat dari logam untuk Putra beratnya 800 gram dengan panjang 2,70 m, sedangkan Putri beratnya 600 gram dengan panjang 2,30 m.
Gambar lapangan lempar lembing:

Untuk melakukan gerakan melempar dalam lempar lembing dapat dilakukan dengan teknik gerakan lempar yang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1.    Lari Awalan (Approach)
Posisi awal, pelempar berdiri tegak menghadap ke arah lemparan dengan kedua kaki sejajar. Lembing dipegang pada ujung belakang balutan tali memungkinkan suatu transfer kekuatan di belakang titik pusat grafitasi, sedangkan jari-jari mengimbangi tahanan dengan baik. Lengan kanan atau yang digunakan untuk membawa lembing ditekuk dengan lembing dibawa setinggi kepala dengan mata lembing menunjuk sedikit ke atas.
2.    Lari Awalan 5 Langkah
Yang dimaksud lari awalan di sini adalah sepanjang 5-8 langkah sesuai dengan kemampuan dalam lari sprint, seperti suatu lari percepatan dah harus dalam satu garis lurus. Lembing masih dibawa dalam posisi setinggi kepala dengan mata lembing tetap menunjuk sedikit ke atas. Punggung tangan menghadap ke arah luar (latera). Selama lari lengan yang membawa lembing bergerak hanya sedikit, sedangkan lengan yang lain bergerak sesuai dengan irama lari. Lima langkah mengikuti lari awalan yang siklis tanpa suatu gangguan/interupsi. Urutan langkah itu adalah kanan – kiri – kanan – kiri – lempar.
Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan Dan gerak persendian ketika atlet tersebut berlari merupakan gerak berputar dimana pusat putaran tersebut  ada pada
1.    Articulacio humeri merupakansumbu putaran ketika mengayunkan tangan.
2.    Articulation coxae merupakan sumbu putaran saat mengayunkan tungkai.
3.    Articulation merupakan sumbu putaran ketika melakukan lompatan
Gerakan penarikan lembing dimulai pada saat kaki kiri mendarat, bahu kiri menghadap ke arah lemparan, lengan kiri ditahan di depan untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan lengan yang melempar diluruskan ke belakang pada waktu langkan 1 dan 2, dan lengan pelempar ada pada posisi setinggi bahu atau sedikit lebih tinggi setelah penarikan, serta ujung mata lembing dikontrol selalu dekat dengan kepala atau di samping telinga. Dalam hitungan 3, lembing harus benar-benar lurus dan hitungan 4 lakukan silang/dorongan aktif dengan kaki kanan ke depan bukan ke atas menuju arah lemparan, badan condong ke belakang, bahu kiri dan kepala menghadap ke arah lemparan, poros lengan pelempar dan bahu paralel, dan langkah impuls adalah lebih panjang daripada langkah pelepasan/delivery. Hitungan kelima atau langkah kelima mengikuti dengan menempatkan kaki kiri yang diluruskan dan dikuatkan pada tumit masuk ke posisi power (power position).
Dalam posisi power, lengan pelempar dengan lembingnya benar-benar berada di belakang, membentuk garis lurus dengan bahu. Poros lembing dan poros bahu adalah paralel, sedangkan mata memandang ke depan. Pusat massa badan bergerak ke arah lemparan lewat atas kaki kanan  dan dikontrol oleh kaki yang diluruskan. Sedangkan kaki kiri memblok separo bagian kiri badan. Dada mendorong ke depan dan menghasilkan ”tegangan seperti tali busur” yang memungkinkan penggunaan sepenuhnya dari kaki , torso, dan lengan pelempar. Tegangan busur meningkat dengan menahan lengan ke belakang. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:

3.    Pelepasan Lembing
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas.
Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45° dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dapat digambarkan dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh/torso condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing.
Setiap benda yang ada dibumi akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi meski seringan apapun benda  tersebut. Inilah yang menjadi penyebab mengapa setiap benda yang bergerak dia akan berhenti karena adanya gaya gravitasi tersebut. Seperti halnya yang terjadi pada lembing, setelah melambung tinggi maka lembing tersebut akan jatuh dan menancap di tanah.
Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika melempar. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan teori  yang tepat yaitu keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh.
Ketika hendak melempar lembing melemparkan benda maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar jadi juga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar benda  maka akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar di bawah ini:

4.    Pemulihan
Pemulihan terjadi sebelum garis batas dengan suatu pembalikan arah lemparan ke kaki kanan. Lutut ditekuk secara signifikan dan pusat massa badan diturunkan dengan membengkokkan badan bagian atas ke depan.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil lemparan yang optimal diperlukan rangkaian gerakan yang benar dan penerapan asas-asas atau prinsip-prinsip dalam biomekanika yang tepat. Sehingga dalam olahraga ini tidak hanya otot yang diandalkan. Keharmonisan gerakan antara tungkai, lengan, dan torso disertai dengan irama dan timing yang tepat merupakan kunci dari keberhasilan melakukan gerakan lempar lembing.
B.    Saran
Yang dapat kami sarankan untuk para pembaca adalah bahwa dalam memdalami atau bila kita akan melakukan gerakan lempar lembing selain memperhatikan kesiapan fisik juga harus memperhitungkan prinsip-prinsip biomekanika yang terjadi dalam gerakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Eddy. (2007). Pedoman Mengajar Dasar Gerak Atletik. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Mahayana, Mukti. (2009). Biomekanika. Dari: